
Hai guys,
Di tulisan ini aku mau ceritain pengalamanku steril/spay anjing betinaku, Mini. Mini umurnya sudah 9 bulan waktu aku dan suami akhirnya memutuskan untuk melakukan steril. Dari yang aku baca, umur anjing betina lebih muda, sebelum menstruasi (heat cycle) yang pertama, sudah bisa disteril. Tapi aku dan suami telat bawa Mini ke dokter, keburu dia udah menstruasi pertama. Setelah 2 bulan dari menstruasi pertama kali, akhirnya kami berangkat untuk steril mini di salah satu pet shop yang juga klinik dokter hewan di area Tuban, Bali.
Aku dan Marcio memutuskan untuk mensteril Mini karena memang tujuan kami pelihara Mini bukan untuk dikembangbiakkan/breeding. Mini sudah bagian dari keluarga kami, kalau tidak steril dan punya anak nantinya, kami pun akan bingung, gak tau harus dibawa kemana anak-anak Mini. Pasti aku mau, anak-anak Mini nantinya dirawat sama orang yang tepat, ngerawat mereka seperti kami ngerawat Mini. Tapi siapa yang bisa dipercaya? Buntut-buntutnya aku yakin, aku mendingan rawat sendiri. Tapi berapa banyak puppies yang bisa aku rawat di rumah? Sementara kami berdua kemungkinan akan travel juga.
Alasan lain, steril bisa membantu menghindarkan Mini dari beberapa penyakit/kanker terutama yang menyerang sistem reproduksi. Selain itu, kalau Mini steril, akan lebih bebas kalau dia jalan-jalan atau harus dititipkan ke pet hotel saat kami ada perlu perjalanan jauh. Dengan pertimbangan itu, aku dan Marcio pun setuju untuk mensteril Mini. Kalaupun nanti, in the future, kami pengen punya puppy, kami bisa adopsi anjing lain yang perlu kasih sayang kami.
Ok balik lagi. Seperti biasa Mini selalu excited diajak jalan keluar, little did she knew that we were going to spay her huhuhu kasian Mini. Sampai di klinik pun dia masih semangat, kayak masih belum ngerti mau diapain. Awalnya dilakukan general checkup dlu. Mini ditaruh di atas meja operasi gitu, nah disana baru deh Mini mulai nervous dan shaking banget. Dokter hewannya mulai tanya identitas pemilik dan hewan. Lalu, Mini dicek detak jantung dan berat badannya. Menurut dokter, hasil general checkup nya sudah cukup baik dan Mini bisa menjalani proses steril.

Selanjutnya ditunggu beberapa menit sebelum disuntik obat penenang. Sambil menunggu aku diminta mengisi surat persetujuan. Inti dari surat itu adalah pernyataan bahwa aku setuju tidak akan menuntut pihak klinik jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Mini. Duh! Paling ga suka sebenarnya tanda tangan surat begini, tapi ya apa mau dikata, akhirnya aku tanda tangani surat itu sambil memohon supaya jangan sampai Mini kenapa-kenapa. Dokter hewannya sendiri ramah dan terlihat yakin prosedur steril akan berjalan lancar, apalagi dengan kondisi tubuh Mini yang bagus.
Mini pun disuntikkan obat penenang yang ternyata lumayan perih. Setelahnya, kita tunggu lagi selama 10 menit untuk melihat reaksi Mini. Setelahnya detak jantung dicek dan Mini siap untuk disuntikkan obat bius. Sepanjang proses ini, aku dan Marcio tegang banget, serasa kita yang bakal dioperasi. Dari proses general checkup, observasi sampai penyuntikan bius, kurang lebih waktunya 30menitan. Selanjutnya oleh dokter, aku dan Marcio diminta menunggu diluar ruang tindakan karena proses steril akan segera dilakukan. Aku dan Marcio pun memilih untuk jalan kaki di sekitaran klinik supaya gak terlalu tegang.

Sekitar sejam kemudian, aku di whatsapp pihak klinik kalau proses steril sudah selesai, tapi Mini masih diobservasi dulu selama 30 menit ke depan. Aku dan Marcio pun balik ke klinik. Saat sampai, aku lihat Mini sedang di infus dan keliatan lemas tapi sudah sadar. Kami pun menunggu 30 menit sampai Mini benar-benar sadar, observasi baik dan bisa dibawa pulang. Keseluruhan tindakan berlangsung sekitar 2 jam an. Oleh dokter, Mini dibekali 2 macam obat. 1 obat minum yang terdiri dari 3 jenis (aku lupa obat jenis apa) untuk penyembuhan pasca operasi. 1 obat lainnya adalah desinfektan spray yang disemprotkan 3-4 kali sehari ke bagian perut dan sekitar luka operasi supaya gak iritasi, ruam merah atau jamuran.
Setelah dokter menginformasikan segala do’s and dont’s pasca operasi, kami pun langsung menyelesaikan pembayaran. Total biaya steril anjing betina ini sekitar Rp. 750.000. Untuk harga mungkin relatif ya mahal murahnya, tapi yang penting Mini sehat dan selamat. Kami pun langsung pulang kembali ke rumah.
Selama perjalanan pulang, Mini lemes banget dan gak gerak-gerak seperti biasa. Sampai di rumah pun, dia cuma diem aja tiduran. Beberapa kali juga Mini muntah, bikin aku khawatir dan panik. Menurut dokter aku bisa kasi air gula/air madu/susu bear brand. Aku cobain kasi ke Mini pakai suntikan tanpa jarum. Mini bener-bener gak minat makan dan minum. Satu lagi yang bikin panik adalah droolingnya. Banyak banget. Aku sediain handuk-handuk bersih supaya Mini bisa tiduran dan droolingnya bisa terserap langsung, gak berceceran di lantai.
Sepanjang malam, aku dan Marcio susah tidur karena gantian observasi Mini. Droolingnya berkurang dan hilang sama sekali keesokan paginya. Mini sudah mau minum, makan sedikiiiiiiit, minum obat dan kencing di luar. Sebelumnya dia kencing di dalam rumah, padahal Mini trained dog yang gak pipis di lantai rumah. Tapi mungkin karena kemarin masih sakit, jadi dia pipis di lantai. H-1 pasca steril, Mini sudah bisa jalan, kadang lari, tapi masih lemes dan maunya tiduran. Mini juga pakai cone untuk menghindari dia jilat-jilat luka operasinya.

So far, so good walaupun Mini masih dalam pengawasan kami. Mudah-mudahan kondisi Mini segera membaik dan bisa sehat lagi. Next, aku update lagi ya kondisi Mini. Thank you, guys!
UPDATE:
Mini sudah membaik setelah 2 minggu di-spay. Lukanya masih belum sepenuhnya sembuh, tapi Mini udah ceria. Naik turun lari-lari dan banyak makan. We’re so happy!
Leave a Reply