
Hi everyone,
Bulan Juni ini tepat setahun dari kunjungan terakhirku ke kampung suami di Luxembourg dan Portugal. Sesuai rencana kami akan pulang kampung 2 tahun sekali, jadi tahun ini kami off dulu dan lebaran di Indonesia. Throwing back memori setahun kemarin, ada banya culture shock yang aku alami selama 3 minggu stay disana sama keluarga suami. Shocknya bukan karena bagus atau jelek ya, tapi karena BERBEDA dengan budaya tempat aku lahir dan besar.
Aku lahir di Singaraja, sebuah kota di Bali Utara dengan latar belakang keluargaku yang termasuk kategori menengah. Ya gak kaya2 banget, tapi juga bukan yang miskin banget. Sebelumnya aku pernah beberapa kali ke luar negeri untuk program pertukaran pemuda dan juga liburan. Jadi seharusnya perbedaan budaya bukan jadi masalah yang besar bagiku. Tapi entah karena aku ke luar negerinya hanya sebatas negara Asia aja, atau gimana, budaya di kampung suamiku lumayan bikin aku excited, karena cukup BERBEDA hihihi… Apa aja? Aku bahas satu2 di sini ya, supaya nanti kalau aku tua aku bisa baca2 lagi kesan pertamaku liburan ke Eropa
CIUM PIPI KANAN-KIRI-KANAN
Yess, you read it right! Three times, LOL! Sebelumnya aku pernah belajar bahasa Prancis, jadi sedikit banyak aku tau budaya mereka yang cipika cipiki 3 x (btw, Lux lumayan deket sama Prancis, jadi aku berasumsi kurang lebih sama). Selain itu, di Indonesia juga biasa kita cipika cipiki sama temen kan, but let me tell you apa yang membuat aku lumayan surprised.

Jadi sebelumnya aku gak pernah ketemu sama keluarganya, so this is first meeting. Biasanya dengan orang yang baru pertama ketemu, aku paling banter shake hands. Cipika cipiki ini lebih untuk temen yang udah kukenal dan lama gak aku temui. Never, aku cipika cipiki sama orang yang aku baru temui, even itu masih kategori famili. Tapi yang terjadi, waktu aku baru datang, istri kakaknya (yang notabene gak pernah aku temui dan even ajak ngobrol sebelumnya) langsung menghampiriku dan cium pipi kanan, pipi kiri, pipi kanan. Huwaahh! Aku yang sebelumnya udah siap2 shake hand jadi lumayan kaget dan gelagapan, but so happy karena ini bener2 friendly gesture (walaupun tetep aku ngerasa aneh diciumin sama, let’s say, waktu itu stranger).
Keterkejutanku gak berhenti, kakaknya yang cowok langsung mendekat dan cium pipiku lagi 3x dengan cara yang sama. Damn, they are so friendly! Aku langsung blushing gitu dan Marcio nyadar juga huahaha. First, aku cipika cipiki juga sama temen2 cowokku but guys, ini temen cowokku yang udah kukenal sebelumnya atau yang udah lama gak aku temuin. Second, aku gak cipika cipiki sama ipar2 cowokku hahaha that’s a NO NO. Aku cipika2 cipikinya sama kakak cowokku atau Bapakku aja. Third, we don’t do that three times with noise! Yes, ada suaranya gitu hihihi…
Masalah cipika cipiki ini juga terjadi karena SETIAP aku ketemu orang mereka pasti cipika cipiki. Ibunya (oke), kakak ceweknya (makes sense), pacar kakaknya (eeerr a bit awkward), temen ibunya (what?), anak temen ibunya (really?), temen cowok kakaknya (huwaaahhh!). Aku sampe suka blushing ga jelas gitu. Pernah kita ke kafe dan ketemu temen2 kakaknya (cowok 2 orang), jadi waktu itu ada Marcio, kakak cowok Marcio, 2 temen cowok lainnya, dan pas mereka ketemu aku (INI PERTAMA KALI KETEMU) langsung ciumin aku. OMG!! I am super blushed!!
Btw Marcio ini biasanya suka komen kalau aku ada kontak fisik sama temen2 lawan jenis. Tapi ini dia santai aja, malah aku yang malu2 kucing. Aku sampai nanya “Is it really normal? Kissing strangers?” dan dy jawabnya dengan santai “Ya, it’s okay. They’re considered friends” Huwaah baiklah. Buat aku yang suka skinship, aku lumayan suka culture ini, kerasa banget intimacynya.
KEBERSIHAN RUMAH

Kamar, dapur, ruang keluarga mereka BERSIH! Maksudnya bersih disini bukan karena ada tamu, ada aku makanya mereka bersih2. Tapi mereka kayak udah mendarah daging naruh apa2 di tempatnya. Misalnya kita masak, dapur kotor banget (which is normal), abis itu mereka langsung bersih2 ga pake nunda. Bersih2nya ini yang serius sparkling clean gitu lo. Sama juga misalnya ruang tamunya, kita kumpul dan kotor gitu, setelah selesai ngumpul SEMUAnya langsung beres2 mengembalikan tempatnya seperti semula.
Aku termasuk orang yang gak terlalu bersih HUAHAHA. Tapi semenjak sama Marcio dan semenjak liat gimana keluarganya beres2 dan bebersih setelah ngapa2in, aku berusaha memperbaiki diri. Misalnya abis masak, aku gak lagi cuma cuci piring, tapi juga gosok tempat masaknya supaya cling. Dulu jaman aku muda, aku jarang making bed baru bangun gitu, sekarang selalu aku bersihin sampai sudut2nya rapi (karena mereka kayak gitu!). Ini bener2 kebiasaan baik yang aku kagumi.
Kebiasaan lainnya terkait kebersihan adalah mereka mengkategorikan sampah di rumahnya. Yes! Ada seplastik sampah sisa makanan, sampah kering, sampah daur ulang, sampah beling. Gilaaa, salut! Di tempatku ya tempat sampah satu aja, campur2 jadi satu, ga sempat dah mikirin mengkategorikan sampah ckckckk. Hidup mereka tertata banget dan rapi. Dan itu lebih karena mereka udah biasa rapi, jadi rapi2 bukan suatu kerjaan tambahan tapi emang harusnya begitu. Salut sih!
Mau gak mau, semenjak sama Marcio, standar bersihku meningkat beberapa level. Ini antara bagus dan enggak. Bagusnya aku jadi sering bebersih dan pengen rumah bersih. Enggak bagusnya, aku jadi merasa gak nyaman kalau ke tempat yang kurang bersih, padahal dulu kayaknya biasa aja hehee…

PUNYA BANYAK HANDUK
YES! Mereka banyak banget punya handuk. Bisa satu lemari gede isinya handuk aja. Aku sampai terpana dan shock liat tumpukan handuk2nya. Kata Marcio, orang Portugal memang punya banyak handuk. By banyak ini, bener2 banyak dan bervariasi sesuai dengan fungsi2nya. Huwaaah!
Suatu kali aku nginep di rumah kakak ceweknya, dan dia langsung nyiapin dua tumpuk handuk. Satu buat aku, satu buat Marcio. Ada handuk badan, handuk rambut, handuk muka, dan maybe handuk kaki? aku gak tau, isinya masing2 4 handuk. Waktu di rumah ibunya yang tinggal sendiri handuknya banyak bangeet, dan di kamar mandi ada lemari yang isinya HANDUK semua. OMG!
Masih gak percaya, waktu aku ke Portugal bapaknya juga nyiapin handuk SETUMPUK! Dan waktu kita mau main ke pantai dan aku bawa handuk mandi biasa, bapaknya nyuruh aku bawa handuk pantai (what? ada handuk pantai??) 2 lembar, 1 buat aku dan 1 buat Marcio. Ohya, Marcio cerita, dulu waktu kecil dia setiap hari ganti handuk. WHAT?? So not me yang masih pakai handuk yang sama selama 3 bulan ckckckck

Semenjak sama Marcio aku ganti handuk 4-5 hari sekali ckckck dan ini rekor banget mengingat jaman aku muda, cuma ganti handuk kalau aku inget aja. Syukurnya Marcio gak ribet minta beda handuk untuk kepala, badan, kaki, yang penting punya handuk masing2 dan diganti tiap minggu. Huwaah!
KEBIASAAN MAKAN

Wokeh, ini ada banyak kebiasaan makan yang BERBEDA dengan kebiasaan makan di rumahku hehe. Sebenernya saat kuliah aku banyak belajar Cross Culture Understanding tentang dining ethiquette beserta table mannernya, tapi tinggal bareng dengan mereka dan makan a la mereka beda banget rasanya dengan hanya melajari teorinya.
(1) Makan di Meja Makan
Yes, mereka makan di meja makan. Selalu. Semuanya! Pikirannya jangan makan ala2 restoran bintang 5 ya, makannya biasa aja gak ala2 table manner gitu, cuttlerynya juga yang standar bukan yang ribet bermacem2, tapi ya selalu makan di meja makan. Sebelum makan kita siapin meja dulu, pasang placemat atau tatakan di bawah piring, taruh piring atau mangkok (tergantung makanannya) dan taruh gelas yang BEDA-BEDA macemnya tergantung jenis minumnya.
Kalau mau dibandingin, di rumahku makan gak pernah di meja makan. Walaupun makannya samaan, tapi kita nyebar, duduk di lantai, nonton TV atau ngobrol. Tapi enggak, enggak pernah di meja makan. Dan keluargaku makan pakai tangan huhuhu, karena itu yang sedaap. Selain itu, minumnya pakai gelas apa aja, bebas. Satu gelas bisa dipakai bareng2 juga. Gak ada ceritanya nyiapin cutlery, karena piring dll udah ada di rak piring. Kalau mau makan, tinggal ambil, ga perlu ditata dlu. Ckckkck, beda bangeeet kan?
(2) Waktu Makan
Mereka makan ada JAM MAKANnya, dan masak atau siapin makan SAAT MENJELANG jam makan. Wokeh, dikeluargaku, kami gak punya jam makan, makan anytime kita lapar, that’s why tiap orang bisa beda2 berapa x makannya. Aku bisa 3x, kakakku bisa 4 x. Selalu ada makanan di dapur karena mamak masak banyak sekalian tiap pagi.

Tapi di keluarga Marcio enggak! Mereka saling nanya, jam berapa mau makan malam dan mau makan apa, jadi mereka bisa prepare. Pernah suatu kali kita buru2 ke tempat kakaknya karena jam makan mereka itu jam 7 malam dan kita sebaiknya datangnya ON TIME! Baiiiqqqh. Ohya, restoran disana juga pake jam makan! Suatu kali pas di Portugal, Aku, Marcio dan Bapaknya keasikan nonton bola sampai jam 3 dan belum makan siang. Trus pas kita cari2 restoran, mereka udah tutup, dan ga ngelayanin tamu buat makan. Wuiiihh, kalau di Indonesia SELALU ADA tempat makan, jam berapapun kita lapar wkwkwk

(3) Alkohol dan Kopi
Salah satu surga yang aku rasakan liburan di kampung halaman Marcio adalah kesempatan untuk minum minuman beralkohol kayak wine, champagne, Martini dll. Setiap mereka makan, SELALU ada wine! Mereka bahkan milih2 dulu wine apa yang cocok untuk makanannya. Marcio karena ga minum alkohol, selalu cuma minum jus. Sementara aku, wuaah memanfaatkan ini banget! Aku sampai pernah bilang sama kakaknya kalau frekwensi minum alkohol selama 3 minggu di sana lebih banyak dari frekwensi minum alkoholku selama hampir 30 tahun di Indonesia qiqiiqiqi…
Ke restoran juga gitu, selalu ditanya minumnya apa. Marcio biasanya cari jus atau coke sementara aku langsung pilih2 minuman lain di menunya hihihi. So enjoying my days makan di sana.
Ohya satu lagi, pas mereka ngumpul2 gitu, abis makan selalu minum kopi. Minumnya biasanya pake cangkir kecil, gak banyak, cuma untuk temen ngobrol setelah makan. Mereka selalu nanya, “Ari, want some coffee?” setelah abis makan, dan aku dengan happy jawab “More wine, s’il vous plait” LOL!

(4) Sweet tooth!
Mereka ini suka banget makan2an manis kayaknya. Jadi setelah makan pasti selalu cari dessert yang manis2. Bahkan gak jarang makanan pembukanya juga manis. Dessert mereka selalu yang yummy2 manis bikin gula darah naik hihihi. Aku yang sebelumnya gak suka manis jadi suka juga lama2 sama dessertnya. Di bawah ini dessert bikinan mamanya Marcio, manisnyaaaa…..


Alright guys, untuk kali ini segitu dulu tulisan aku tentang culture shock kemarin liburan di Luxembourg and Portugal. Kapan2 aku sambung lagi ya guys! Check juga cerita2ku saat liburan kemarin di sini ya. Thank you 🙂
Leave a Reply