Huwah, butuh waktu kurang lebih satu setengah tahun untuk melanjutkan tulisan mengenai perjalanan saya ke 5 kota di bulan Desember 2015-Januari 2016. Awalnya, saya berpikir akan membiarkan saja tulisan saya mandek di part 3. Tapi ada perasaan yang gak kunjung tuntas sebelum saya benar-benar menyelesaikan keseluruhan part perjalanan saya. Saya mulai menulis lagi, saat ini, di bulan September 2017, jadi bisa dibayangkan berapa lama saya vakum menulis. Dan di antara waktu itu BEGITU BANYAK kejadian dan perubahan yang terjadi dalam hidup saya. Kebanyakan adalah perubahan yang menyenangkan, and as people said “time flies when we are having fun”, tanpa terasa saya sudah hampir mencapai bulan Desember 2017 tanpa menyelesaikan tulisan mengenai pengalaman perjalanan saya di bulan Desember 2015. Luar biasaaaaa kemampuan saya menunda sesuatu LOL. Therefore, saya menguatkan tekad untuk menyelesaikan tulisan perjalanan ini, entah sampai part ke berapa. Daaaan karena kejadiannya hampir 2 tahun lalu, maafkan saya kalau ada banyak hal yang terlupakan huhuhuhu…
So, okay, let’s get started! Jadi di bulan Desember 2015, tepatnya tanggal 24, saya berkunjung ke Jakarta. Pengalaman sebelumnya saya ke Jakarta, pasti karena ada kaitannya dengan organisasi alumni yang saya ikuti (Indonesia-Korea Youth Exchange Program), tapi kali ini pertama kalinya saya ke Jakarta karena keperluan pribadi. Yup, saya mau mengunjungi kembaran saya GUSTIANA METTANINGRUM yang kurang lebih sudah setengah tahun tinggal dan bekerja di Jakarta. Saya masih ingat bagaimana hati saya berkecamuk dengan perasaan haru dan bahagia saat saya melihat Ning dan Agra di gate kedatangan. Saya langsung memeluk Ning yang entah kenapa selalu kikuk dengan segala adegan skinship lol… Tapi udahlah ya, saya gak peduli, saya happy banget bisa ketemu dia. Kami langsung cuss ke kosan Ning di daerah Kebayoran Lama, itu adalah kali pertama saya mengunjungi kosan Ning. Setelah sampai, taraaaa… kamar kos Ning gede dan sangat bersih. Rasanya gak heran ngelihat kamar kosnya begitu, mengingat Ning punya hobi bersih2, cukup bertolak belakang dengan saya hihihi… Kami menghabiskan malam dengan bercerita segala keasikan saya di Malang dan Jogja, juga membahas itinerary saya selama di Jakarta. Saya stay tidak di Jakarta selama 2 periode, tanggal 24-28 dan 31 Desember-3 Januari. Ning menyarankan kalau kita pergi berkunjung ke Dunia Fantasi keesokan harinya (saat Natal), saya langsung mengiyakan mengingat itu akan jadi kali pertama saya berkunjung ke Dufan. Duuuh, udah 26 tahun tapi belum pernah ke DUfan ya hihhi.
Keesokan harinya kami bangun pagi sekitar jam 8. Agra langsung dengan sigap memesan Uber dari tempat kami ke Dufan. Perjalanan ternyata lumayan jauh juga ya, tapi lalu lintas cukup lancar mengingat itu hari Natal. Saya masih ingat kami membayar biaya masuk 100.000, 25 ribu per orang untuk Saya, Ning, Agra dan Uber Driver untuk tiket masuk ke ANCOL. Yesss, kita harus bayar juga uber drivernya ckckckk, dan kami juga harus membayar tiket masuk mobil 25ribu. Jadi total masuk 125ribu. Kami tiba pukul setengah 10 tapi antrian sudah mengular, woooossshh sepertinya bukan hari yang tepat untuk jalan-jalan. Kebanyakan yang tidak merayakan Natal, datang ke Dufan untuk main dan jalan2, jadilah kami berdesak2an mengantri untuk beli tiket. Saya lupa kami bayar berapa saat itu, kalau tidak salah 250ribu ya? dan itu annual tiket yang artinya kami bisa masuk Dufan KAPAN SAJA selama satu tahun. TAPI PERCAYALAH, buat pekerja macam saya, AGra dan NIng, ternyata kami hanya mengunjungi DUfan satu kali saja. Jadi lumayan rugi sih udah bikin annual tiket.
Oke, karena ini pertama kalinya saya ke Dufan, jadilah Agra dan Ning mengajak saya mencoba BUANYAAK wahana yang menegangkan, macamnya kora-kora, hysteria, halilintar, niagara gara, ontang anting, pontang panting dan masihhhh buanyak lainnya. Saya masih ingat betapa saya begitu beraninya mencoba keseluruhan wahana-wahana yang menegangkan itu, sementara Ning begitu ketakutan dan cemas. But then, pada kunjungan saya selanjutnya bersama pacar saya MARCIO di tahun 2017, giliran saya yang gemetar ketakutan. Well, I dont know why, mungkin karena saya sudah bertambah tua and value myself more LOL.
Saya lupa kemana lagi saya saat menghabiskan waktu di Jakarta, intinya we are having so much fun! DI periode kedua kunjungan saya ke Jakarta, setelah balik dari Lampung, bertepatan dengan ulang tahun kami yang ke 27 sepertinya, saya lupa-lupa ingat LOL. Well ya, setelah melewati umur 17 tahun, saya sudah jarang ingat saya ulang tahun ke berapa, pokoknya ulang tahuuunnn aja. Saya merayakannya bersama Ning dan Agra dengan kue tart kiriman dari kantor tempat Ning bekerja. Sangat sederhana, tapi luarbiasa bahagia, karena saya bisa merayakannya sama Ning.
Ulang tahun kala itu merupakan starting point dimana saya meyakinkan diri untuk moving out of Bali dan memulai kehidupan baru di tempat lain. Dan yaaaa, sebulan setelahnya sampai sekarang saya tinggal dan bekerja di Jakarta… and I survive!!! Thank God, masa-masa itu benar-benar memorable banget bagi saya, banyaaak hal yang saya alami yang tidak bisa saya ceritakan melalui tulisan. Tapi apapun itu, itu membuat saya kuat dan merasa lebih hidup. I am super happy, now ^^
Leave a Reply